Di Balik Senyum Para Pahlawan Devisa

"Kisah-kisah pilu para TKI dan keluarganya"

Genre : Nonfiksi
Penulis : Hartono Madas 
Editor & Layout : Boneka Lilin
Design Cover : Mochamad Haririe
Penerbit : Harfeey
ISBN : 978-602-1200-27-8
Tebal : 186 Hlm, 14, 8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp42.000,-
CP Order : 081904162092 (Infokan judul, jumlah, alamat)

Sinopsis

Rumah permanen berdinding keramik, berlantai dua, di tengah-tengah perkampungan nelayan kumuh. Juga di tengah-tengah pemukiman para petani palawija yang rata-rata hanya sebagai buruh tani. Barangkali siapa pun yang melihat pasti akan langsung berpikiran kalau nilai inkam perkapita penduduk setempat menunjukkan angka fantastis.

Jika di daerah pemukiman nelayan, pastilah kita akan membayangkan kalau kehidupan nelayan setempat makmur dengan hasil laut yang melimpah. Juga yang tinggal di pemukiman tani palawija, pastilah hasil pertanian setempat benar-benar gemah ripah loh jinawi.

Namun betapa ironisnya begitu kita tahu kalau semua bangunan permanen itu bukan dari hasil laut kita yang melimpah, juga bukan hasil panen palawija yang meruah. Tapi dari hasil memeras keringat, waktu, tenaga, bahkan perasaan dan rasa rindu telah meninggalkan kampung halaman dan sanak keluarga. Meraih ringgit, real, dan dolar sebagai buruh migran atau tenaga kerja keluar negeri. Meski perilaku tidak manusiawi selalu mengancam mereka.

Diakui atau tidak, bahwa migran sebagai sumber penghasil devisa, meski tidak selalu dibarengi dengan perangkat hukum yang dapat melindungi seluruh hajat hidup para migran itu sendiri. Sesuai data tahun 2008, perjalanan transfer uang pengiriman para migran di luar negeri sebesar 85 triliun rupiah. Kenaikan 100 % dari tahun 2007 yang hanya 44 triliun rupiah.

Lalu apakah dengan berbondong-bondongnya migran Indonesia keluar negeri merupakan suatu cita-cita atau tujuan utama hidup mereka? Tidak. Mereka terpaksa menjadi tenaga kerja keluar negeri sekadar ingin mengubah hidup karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan di dalam negeri. Setidaknya 6 juta lebih migran asal Indonesia bekerja di luar negeri dan diperkirakan 2 juta orang di antaranya tanpa dokumen resmi.

Postingan populer dari blog ini

Run

Kisah Lembah Hijau #3

Airmata di Lawang Sewu